Jumat, 11 Maret 2016

Sepenggal LPDP (Catatan 1)

Kepalaku berdenyut-denyut, rasa kesemutan menjalarinya, lalu merembet ke bagain lain, tangan kaki, sekujur tubuh. Wajahku panas, parahnya lagi perutku seperti dikocok, perih dan sakit...
Ini hari kamis, 11 Feb, 2016. Keletihan kelesuan membuatku merasa, betapa nikmat menjadi sehat itu. Sebenarnya ini hanya masuk angin biasa, harusnya aku terbiasa, tetapi tetap saja, merindukan seseorang yang bisa membuatku lebih baik dalam keadaan seperti ini. Ema, apa kabar ema? Rasanya tak sanggup lagi bohong, jika aku sungguh kuat (menguatkan diri) tanpamu. Kerinduan seperti ini selalu datang dan meminta airmataku jatuh, walau sudah ditahan-tahan. Dua tahun dan 6 bulan, waktu yang sudah cukup lama, dan aku berhak merasakan rindu sampai separah ini. Allah.... Dua hari ini, kemarin dan hari ini, aku terpaksa membolos dari sekolah. Sesungguhnya, tidak hadir di sekolah membuatku menjadi manusia yang kurang baik, ada banyak amanah yang kutinggalkan, anak-anak, PSB, ekskul, edit soal, dan satu lagi janjiku menuliskan sebuah materi tentang “seandainya”, terbengkalai semua. Amanah yang Allah titipkan padaku, tidak tertunai dengan baik. Mudah-mudahan Allah memaafkanku, mudah-mudahan. Kepala terus berpikir (memikirkan) apa yang telah kulewati dua hari ini, tidak tampak normal. Satu hari sebelum keberangkatannya, adalah sisa usahaku yang terakhir untuk mendapatkan surat keterangan penerima bidik misi dan surat keterangan bebas narkoba. Bagaimana memulai cerita ini? Perjalanannya terlalu panjang. Setelah usahakau datang ke klinik, ke dokter dan RSU nihil (bolak-balik), berangkatlah siang harinya ke KAPOLRES KOTA Tasikmlaya, dan ternyata tidak bisa, karena domisiliku di kabupaten. Waktu menunjukkan pukul 13.30, dan satu-satunya jalan terakhir adalah datang ke Mangunreja singaparna. Semoga belum tutup, aku berangkat menuju ke sana, dan sampai 14.30 an. Alhamdulillah Allah permudah prosesnya. Bada ashar, SKBN sudah ditangan. Bagimana dengan surat bidikmisi? Seorang teman di kampus membantuku mendapatkannya, lagi-lagi Allah membantuku, Allahu Akbar, segala puji hanya untuk Allah. Tepat jam 17.00 datang ke kampus, bertemu Mr. D, meminta bekal nasihat: “Jad diri kamu apa adanya Li, percaya diri, jangan menutupi kelebihan, jangan mengada-adakan yang tida ada dalam diri kita! Yang topi berpikir mah, searching saja ya!” Aku tahu kata-kata itu singkat, tapi harus memaknainya sepanjang perjalanna pulang. Perjalanna belum sleesai. Sore harinya melanjutkan the journey, Tasik-Ciawi, 17.30 s.d 18.30, hujan-hujanan. Jika didramatisir, itu sungguh seperti film. Tokohnya berputar tiada lelah, menantang hujan, petir, angin badai... tapi aku bukan lakon di film, biasa saja... tiada petir, ada angin dan hanya basah, sisanya lelah. Itu saja! Esok harinya, subuh jam 4, aku sudah dibangunkan, “Dek bangun!” Aktivitas pagi pun dimulai, teh journey akan dilanjutkan 05.00 pagi, sudah tancap gas menuju bandung! Hari ini jadwal perivikasi, wawancara, esai dan LGD untuk beasiswa LPDP ku. Sempat-semparnya aku mengetik sttaus di BBM, “Subuh tanpa gerimis, jalan tiada ujung, harap tiada pupus, bismillah, laa haula wa laa quwwata!” Tulisna itu sungguh mmberi energi tersendiri. Subuh hari yang berembun, aku menyusuri takdirku, melihat masalaluku, tersenyum padanya, menginsyafi segala kebodohanku, lalu menatap ke depan, jalan yang kutempuh kini betapa panjang.... dan harapanku pada Nya tak akan pernah berhenti, masa depan yang kuperjuangkan untuk siapa? Entahlah, aku tak tahu, misi hidupku. Misi hidup spesifik itu.... hanya saja, lakukan yang terbaik hari ini, biar esok jadi apa dan untuk siap, adalah rahasiaNya. Perjalanan yang amat menegangkan, jadwal kedatanganku harusnya 07.30. Tapi aku dan kakak masih di jalan Soeta, masih belum belok ke buah batu lalu ke jalan lengkong dan asia afrika. Tiba di GKN asia afrika, pukul 08.00 kurang sepluh atau 15 menitan, dan ada seorang ibu pula yang sama dneganku hendak perivikasi. Baru tiba, diantar suaminya. Seorang ibu yang entah siapa namanya, ibu hamil, yang kuketahui akan mengambil S3 di UI. Kami masuk sambil berkenalan, masuk ke balrom, menju tangga yang diarahkan panitia. Tangga yang mengarah ke bawah, ground floor. Ibu itu berkata, “Jadwalnya hari ini ya?” Hah? Saya belum cek email 2 hari ini. ternyata setiap orang itu di kasih jadwal masing-maisng, yang sudah dikelompokkan. Saya cemas, bagaimana kalu jadwal saya adalah esok? Harusnya sya tidak datang hari ini dong! Buru-buru cek email, dengan kendala Hp yang lowbatrre (karena semalam di gunakan terus oleh ponakan) dan kuota yang tet tot. Ma sya Allah, harus sabar. Saya belum melakukan registrasi perseta yang ditandai dgn alat pemindai. Oke fiks kan dulu jadwalnya. 15 menit kemudian saya tahu, hari ini saya da jadwal perivikasi, esai dan LGD, dan besok wawancara. Alhamdulillah! Segera mengabsen, dan duduk manis menunggu giliran. Cukup lama, ruangan mulai sesak. Esai dan LGD adalah tahapan pertamaku, sedikit berbeda dengan kawan yang lain. Kawan di sini para bapak ibu. Aku kebagian esai jam 11.30 an, LGD jam 13.00, dipotong dulu waktu solat. Ingat kondisi perut belum di isi, dari subuh mula... kalo ada ema pasti ada yang merhatiin makan inih! Akhirnya memutuskan asaja tidak makan minum hari ini... Esai apakah yang harus saku kerjakan nanti? Bisa tidak ya, rasanya otakku mandeg tidak tahu apa-apa. Rasa penasaran... kami dikumpulkan dalam satu kelompok 5B. Kelompokku ternyata khusu afirmasi, dan kegembiraanku adalah mereka smeua sangat welcome, apalagi alumni bidikmisi merasa satu hati, ada satu kelompok yang dari UPI, Agus Ramelan, ya aku tahu dia, bingo! Dia salah satu peserta PMW yang senagkatan denganku... dari UPI dia hendak lanjut ke ITB, ambil elektro. Aku sendiri? UPI ke UPI dan PENDAS. BAGAIMANA ESAI? TEMA APA YANG KUTULIS? Bersambung ke catatan 2....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar