Kamis, 23 April 2015

Cinta

Berdiri diantara dua pilihan
Memilih A atau B
Jika A inilah akibatnya..........
Jika B inilah jadinya.............
Bagaimana jika A dan B, akhirnya berlalu?
Tolong jangan sampai...

Kucoba melakukan istikharah
Tetap saja, hatiku condong pada keduanya,
Akhirnya aku memutuskan
Bagaimana jika menanti saja,
Siapa diantara dua itu yang sabar, lalu salah satunyaberlalu
dan aku akan menjaga satuya..
ah lalu bagaimana jika keduanya sepakat untuk berlalu?

Berdiri diantara dua pilihan
Memilih M atau N
Jika M, dia begini, lebih, kurangnya kutimbang
Jika N, begitu, lebih, kurangnya kuhitung
Siapa yang salah tiba-tiba perasaan ini muncul begitu saja?

Tentu karena mata ini sebelumnya tak kujaga,
tentu karena komunikasi ini sebelumnya tak kubendung
ini akibatnya,
saat cinta telah tumbuh dari mata ke hati,
tak ada hati yang jernih lagi untuk menumbuhkan cinta dari mata

Oh lupa,
Takdir akan membawaku, pada siapapun.


*Maafkan jika diri ini penyebabnya.

Assalamualaikum sahabat, hari ini kita bahas puisi di atas ya :)

Jika saya ada diantara pilihan itu, dan sama-sama mengetahui bahwa posisi saya ada di A atau M atau B atau di N. Langkah terbaik adalah: mundur karena Allah. Jadi ingat iwan fals: aku bukan pilihan.

Tuhan memberikan ujian pada hambanya, sesuai tingkatannya. Saatnya kini kita menjadi dewasa, dan mampu mengendalikan semua yang terjadi. Apa yang bisa dilakukan?

Pertanyaan bagus, berarti fokus pada solusi:

Bismillah mudah-mudahan ini solusi yang tepat untuk siapapun, tanpa ada yang tersakiti.
  1. Cinta itu mampu dibangun, oleh sebab itu pilihan terbaik adalah menikah.
  2. Bagaimana jika SIM belum di dapat, maka "berpuasalah" sembari terus memantaskan diri kita di hadapan Allah.
  3. Berdoalah untuk satu kata: suami, bukan satu nama. Itu!

Jika mampu meyakinkan keluarga, segeralah menikah, karena itu akan menjaga kesucian hati, memperbaiki keluarga, menjaga warisan keturunan, dan kehormatan. Bagaimana jika keluarga belum mengijinkan? Bertawakallah pada Allah. Berpuasalah, menundukkan pandangan, dan tutup telinga dan mata, murnikan hati.

Ingat sayang, janji Allah: Barang siapa yang melepaskan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang jauh lebih baik. Percaya gak? Yakin gak?

Kemudian Allah pun berjanji bahwa: Laki-laki yang baik untuk wanita yang baik.

Jadi percayalah: Terus menerus belajar untuk lebih baik dari hari ke hari, in sya Allah, akan dipantaskan dengan yang baik pula. Berlalulah, mendayunglah, lurus ke depan, jangan hiraukan, percantik akhlak, banyak yang harus diperbaiki. Tidak sekedar dzahir tetapi juga batin.

Yakin sama Allah, berdoalah untuk lulus ujian ini, dan mendapatkan jodoh terbaik, yang bisa mencintai dan melindungimu dengan tanpa keinginan untuk melihat wanita lain. Bukankah itu keinginan setiap wanita?

Tetaplah pada jalan dakwah, lalui semua dengan kesabaran, perbaiki shalat, dan belajar menerima kenyataan, cintai setiap orang, hiduplah dengan bahagia.

Az.


Rabu, 15 April 2015

MAWAPRES: Sekilas Dulu dan Kini (Ada Harapan)

10.20.
Duduk di depan laptop merah. Melihat apa yang akan kubagikan lagi, tentang pemikiran-pemikiran di masa kini di dalam otak yang terbatas.

Saat kemarin menghadiri final mawapres (mahasiswa berprestasi), ada sedikit kenangan tentang satu tahun lalu. Bukan perkataan: bahwa akupun pernah berdiri di sana, dan merasakan gelisah dan kekhawatiran akibat gegap gempita penonton, bukan itu.

Saat memasuki aula, bertemu dengan Ibu Juni dan mengatakan bahwa apapun putusannya, kami pun (waktu itu ada vira) adalah mawapres bagi beliau. Mungkin itu sanjungan yang tepat tak tepat.

Memang, antara 4 kandidat di tahun lalu dan kini ada 3, semua orang selalu saja berbeda. Baik jalan hidup (termasuk prinsip dan sebagainya), skill (kemampuan), maupun pengalamannya (baik di dalam maupun diluar).

Setiap orang selalu dengan ciri khasnya, ada tiga kandidat hari ini yang akan di”bantai” oleh para doktor penguji (calon doktor juga ada). Tiga kandidat itu menampilkan diri dengan kapasitasnya masing-masing. Toh, jika pada akhirnya, setiap pertandingan akan ditunjuk satu yang mewakili sebagai pemenang, itu bukan berarti dua orang dibelakangnya tidak berkualitas. Ketiganya telah menampilkan yang terbaik dari potensi dirinya.

Banyak sekali potensi di seorang manusia, termasuk potensi akal, hati, fisik, dsb. Akan tetapi potensi dalam bidang tertentu itu, Tuhan bagi-bagi, pada passionnya masing-masing. Ada yang unggul di bidang bahasa, bidang akademik, organisasi, karya tulis, pengalaman, dan lain-lain. Allah bagikan itu merata, pada yang bekerja keras dan yang mau belajar.

Mr. D, sesaat setelah mengumumkan siapa yang akan mewakili Tasikmalaya menuju Bandung, menulis sesuatu di dinding grup UPI Tasik. Sebelumnya, saat pengumuman itu, kami menyaksikan betapa galaunya beliau, dan sangat hati-hati dalam menyampaikan juara. Walaupun sebenarnya kami sudah dapat menebak siapa yang akan keluar sebagai pemenang, ada desas desus bahwa 2 finalis mendapat nilai sama, entahlah itu benar atau tidak, nilai kami pun tidak diumumkan dengan jelas. Begini tulisnya (panjang x lebar).

Tulisan Mr. Dindin (Dosen Matematika UPITas; setiap tahun jadi penjaga gawang yang mengumunkan pemenang), waktu mawapres tahun lalu. Intinya adalah bahwa jika saja ke lima orang ini bisa dimerger dalam satu tubuh. Itulah mawapres UPI Tasik yang perfect (katakanlah demikian).

“SELEKSI MAWAPRES TAHUN 2014 BERAKHIR DENGAN TETRA JUARA”

Saya cari-cari tulisan itu di beranda grup VISI MISI UPI 2015. Jika saja tak ada facebook yang bisa menampilkan kapan terjadinya, mungkin sudah lupa. Mawapres tahun lalu, sama-sama dilakukan bulan April.

Sungguh tulisan Mr. Dindin ingin saya kutip, tapi entah kenapa, jadi ingin semuanya saya tulis di sini, boleh ya plagiat pak. Jika tak ditulis berasa tak lengkap. 

“Konsep Baru
Saya bersyukur sekali bisa menyaksikan dan terlibat pada seleksi Mawapres 2014 ini. Tahun ini berarti tahun keempat kita melaksanakan kegiatan tersebut di kampus ini. Tahun ini memang saya terlibat baik sebagai juri maupun sebagai panitia, tapi hanya tahun kedua dan ketiga (2012 dan 2013) saya berperan sebagai pembimbing kemahasiswaan. Ketika tahun 2011 saya mengajukan kepada pimpinan kampus untuk melaksanakan seleksi Mawapres di tingkat UPI Kampus Tasikmalaya, itu merupakan perjuangan yang sangat hebat. Sekarang saya bisa tertawa dengan lepas bahwa seleksi Mawapres akan menjadi tradisi yang hebat di kampus ini. 

Sekarang tim panitia semakin lengkap. Dengan pembimbing kemahasiswan yang baru (Pak Resa Respati) dan tim pembina kegatan2 kemahasiswaan lainnya, kegiatan ini bisa lebih meriah tahun ini. Apalagi tahun ini merupakan tahun pertama yang melaksanakan sistem final, gagasan yang kami munculkan supaya kegiatan bisa lebih meriah. Pada dasarnya aspek yang dinilai pada seleksi Mawapres masih sama yaitu : IPK, KTI dan presentasinya, kemampuan berbahasa bahasa Asing dan prestasi ko/eksra kurikuler. 

Semua Peserta Perempuan

Tahun keempat pelaksanaan seleksi Mawapres ini, memang ada yang baru seperti tahap final tersebut, tetapi ada hal yang spesial yaitu dari kesembilan peserta semuanya adalah PEREMPUAN. Entah kenapa, mungkin sebagai hampir kebalikan tahun kemarin yang semuanya laki2 kecuali satu orang perempuan. Maka saya acungkan jempol kepada sembilan peserta tersebut karena memang butuh keberanian dan persiapan untuk mengikuti kegiatan ini. Kegiatan seleksi mawapres bukanlah kegiatan instan, tetapi kegiatan yang harus disiapkan semenjak mereka menginjakkan kaki di kampus. Maka saya sampaikan rasa bangga saya kepada kesembilan peserta yaitu : Ade, Eli, Medita, Vira, Eva, Siti Hajar, Widya, Reni dan Aprilia. Selama saya kuliah S1 saya tidak pernah merasakan momen seperti ini, maklum dulu kegiatan Mawapres dilakukan secara tertutup bahkan di tingkat universitas sekalipun.

Finalis dari 3 menjadi 4

Sejak awal panitia telah menetapkan bahwa akan ada 3 orang peserta yang akan masuk ke final. Akan tetapi setelah seleksi tahap awal yang melibatkan 5 orang juri (Pak Yusuf, Bu Seni, Pak Resa, Bu Desi dan saya sendiri) diputuskan bahwa ada 4 orang mahasiswa yang diloloskan ke tahap final. Tahun ini memang lebih sulit mencari juara urutan pertama dan berikutnya karena masing2 punya keunggulan dan kekurangan yang justru kekurangan salah satu peserta menjadi kelebihan peserta lain dengan bobot yang berbeda tetapi sangat tipis. Keempat finalis yang masuk final yaitu : Ade, Eli, Medita dan Vira memiliki keunggulan masing-masing sebagai finalis. Diantaranya ada yang memiliki kelebihan pada karya, inisiatif dan prestasi dalam mengembangkan kegiatan kemahasiswaan di kampus sehingga bisa memberikan inspirasi pada mahasiswa lainnya bagaimana berkiprah di kampus, diantaranya ada yang memiliki jejak rekam prestasi pada kegiatan internasional, diantaranya juga bahkan memiliki performance yang mengesankan ketika menyajikan karya tulis mereka. Andaikan keempat orang bisa digabungkan maka pofil mahasiswa berprestasi sangatlah lengkap

Saya sering menyampaikan bahwa kegiatan Mawapres ini harus berdampak kepada gairah berprestasi di kampus ini terutama bagi angkatan2 berikutnya. 

Final yang Berbeda

Panitia memutuskan bahwa untuk tahap final kita akan mengundang juri teatnya panelis yang berbeda, hanya Bu Desi yang tetap diundang karena diharapkan mampu mengeksplorasi kemampuan berbahasa Inggris para finalis. Juri yang lainnya yang diundang adalah Bu Karlimah, Pa Dian, Pak Edi dan Pa Syarif. Kelima panelis final ini diharapkan bisa melihat perbedaan keunggulan para finalis sehingga mampu memilih siapa juara dan yang berhak mewakili ke tahap final di tingkat universitas.

Seperti yang kita saksikan, kegiatan final ini memberikan kejutan2. Pertanyaan dari para panelis sangat menggigit sehingga mampu menunjukkan perbedaan masing-masing finalis. Keunggulan2 masing yang sudah terlihat pada saat penyisihan benar2 mereka tunjukkan disini. 

Penentuan juara pada final kali ini adalah berdasarkan penilaian kelima panelis ditambah dengan dengan pilihan dari pimpinan kampus serta juri tahap penyisihan dan panitia yang memiliki hak dan menentukan siapa yang terbaik.

Hasil Terbaik

Pada awalnya siapun yang memiliki hasil pilihan tertinggi dari semua voter, ia akan menjadi juara pertama dan jumlah berikutnya juara 2 dan seterusnya. Akan tetapi di luar dugaan, kami harus memutuskan sesuatu yang berbeda tahun ini dimana kami tidak menentukan juara untuk seleksi Mawapres kali ini. Kami hanya menentukan siapa yang akan mewakili kampus Tasikmalaya di tingkat universitas. Memang keputusan yang sedikit aneh mungkin tapi paling adil karena keempat Finalis ini bisa saja mewakili UPI kampus Tasikmalaya di Bandung. Suara terbanyak yang diperoleh oleh Saudari Medita dari para panelis dan voter yang terdiri dari pimpinan yang hadir dan para juri lain dan panitia mengantarkan ia mewakili kampus UPI Tasikmalaya ke Bandung. Tetapi tetap kami menentukan tidak ada juara 1 dan seterusnya. Saudari Medita memperoleh apresiasi tinggi pada tahap penyajian KTI di final serta kemampuan berbahasa inggris dari 2 orang panelis. Kitapun memiliki 3 juara lainnya : Eli memperlihatkan keunggulan pada bidang kegiatan kemahasiswaan terutama ko/ekstra kurikuler; Ade memperlihatkan keunggulan dalam kegiatan internasional, sementara Vira mempelihatkan gagasan terbaik pada KTI nya yang memiliki topik yang paling sesuai dengan topik Mawapres pada pedoman dari Dikti. 

Tapi begitulah akhirnya, keempatnya secara bersamaan menjadi juara atau TetraJuara. Dengan bigitu profil mahasiswa berpretasi ada pada keempat finalis ini ditambahkan dengan para peserta yang lainnya. Andaikan keempat Finalis ini bisa dimerge layaknya file PDF, maka itulah profil terbaik mahasiswa berprestasi UPI Kampus Tasikmalaya yang harus menjadi bancmark pada kegiatan seleksi Mawapres 2015 dan seterusnya. 

Saya ucapkan selamat kepada mereka berempat dan semua peserta Mawapres 2014, karena kalian telah menunjukkan bahwa kampus ini ADA untuk menghasilkan mahasiswa berprestasi. Mari kita siapkan bersama-sama wakil kita nanti di Bandung mudah2an bisa menunjukkan prestasi yang membanggakan kampus. 

Mempersiapkan Mawapres 2015

Saya ucapkan selamat pula pada Pak Resa, ini merupakan tugas awal yang hebat karena tim panitia Mawapres lebih lengkap dan bertenaga. Kita juga harus menyiapkan Mawapres 2015 supaya lebih baik, dengan persiapan panitia dan peserta lebih baik. Bisa saja ada hal-hal baru. Hal-hal baru yang pernah terlontar adalah bagaimana kalau peserta seleksi Mawapres terdiri dari dua angkatan yaitu tingkat 2 dan 3; serta ada nominasi-nominasi lain mahasiswa berprestasi pada bidang-bidang tertentu seperi bidang seni, keagamaan, dan olahraga. Yang pasti harus lebih rame. Oh iya, tadi juga diusulkan ada tim khusus untuk mengarahkan topik2 pada KTI bagi para calon peserta. Tentunya kegiatan Mawapres ini harus mampu menggerakan kampus dari segala sisi : (1) kegiatan kemahasiswan harus lebih rame, (2) kultur menulis dan kegiatan ilmiah harus semakin intens (Bu Seni menginginkan sekali adal UKM LEPPIM di kampus ini; serta (3) kultur berbahasa inggris/asing sebagai pengantar ilmu pengetahuan juga harus semakin meningkat dengan mengoptimalkan lab bahasa. 

Akhirnya, saya sampaikan bahwa saya tidak menyembunyikan rasa bahagia saya bahwa kampus ini semakin bergairah dengan prestasi para mahasiswanya. Semoga tahun depan bisa lebih hebbbatttt. Wassalam.

Begitulah tulisnya panjang lebar, dan alhasil tulisannya yang mantap itu, mendapat respon yang positif dari dosen lainnya, juga mahasiswa. Termasuk prediksinya untuk mawapres tahun depan. Tapi, semanat dan cita-cita memang membutuhkan kekonsistensian. Saat kemarin mawapres di helat, konsepnya tetap sama, bahkan cenderung apa yang di usulkan pak dadan tahun lalu untuk membuat kategori pemenang mawapres, tak ada.

Apalagi usulan Pak Ghulam, untuk menyiapkan setiap mawapres agar lebih bisa dihargai dan diberikan lahan untuk berkontribusi. Itu baru sekedar ide, buktinya belum bisa dipercaya. Usul Mr. D sendiri agar disiapkan talent scouting, disiapkan calon mawapres menguasai bahasa, tidak terlihat. Ya, semua butuh waktu dan dana, sepertinya.

Tahun ini pun Mr. D seperti biasa menulis, hanya sedikit, tentang definisi mawapres dalam kacamata beliau. Mungkin karena kurang terlibat, tahun ini tulisannya tidak semantap tahun lalu.

Tapi diluar itu, mawapres tahun ini, telah membangkitkan gairah mahasiswa. Tidak bisa dihitung mahasiswa yang hadir, berdesakan, berdiri, dan bertepuk tangan, mengusulkan dan memberi dukungan. Sehari kemarin, UPI Tasikmalaya hidup dengan keilmiahannya. Presentasi ilmiah dari 3 kandidat membuat kami berdecak kagum, apalagi disampaikan dalam b. Asing, yah walaupun kami tidak paham semua isi KTI nya, setidaknya penonton belajar, dan yang penting finalis pun belajar banyak dari hari kemarin. Catatan untuk menutup tulisan ini: Mungkin bisa sidang skripsi dilaksanakan secara terbuka, ini untuk DPS. Agar budaya ilmiah kampus bisa didongkrak, mungkin menakutkan bagi kami mahasiswanya, tetapi semua kenangan itu akan jadi nilai tersendiri, pengalaman berharga yang tak dilupakan seumur hidup kami.

Sekian.

Az (16/04/2015)

Minggu, 12 April 2015

Perjalanan Tiada Ujung Az!

Catatan ini sebagai oleh-oleh dari sisa kenangan, diskusi, dan perjalnan spiritual dan pemikiran dari sejak masuk UPI sampai kemarin di nurul fikri, cilembang, Bandung 10-12 April 2015.

LDK. Sejak awal masuk UPI, mencari-cari UKM keagamaan, dan tidak ada, waktu itu masih ingat, saya mengechat sebuah akun “kalam divan”. Menanyakan kondisi UKM kerohanian di UPI Bandung. Dan di sana ada, sedikit curhat saya pun menginginkan jika saja di upi tasik ada,, dan akun bernama kalam divan pun (entah siapa adminnya) mendoakan supaya di UPI Tasik pun segera berdiri sebuah UKM keagamaan.

Rupanya percakapan di tingkat 1 itu tidak ada kelanjutannya, doa sekedar doa...

Waktu tingkat 2 sangat tertarik dengan kegiatan dari sebuah program: Tutorial. Seperti sebuah UKM kerohanian, Tutorial bisa mewadahi kegiatan keagamaan, bahkan sempat waktu tingkat 1: PT membuat acara gebyar: UPI islamic Fair. Menghadirkan Oki Setiana Dewi sebagai pemateri dari bedah bukunya, melukis pelangi.

Sebenarnya waktu tingkat 1, ada perekrutan dari organisasi ekstra kampus (KAMMI), ada beberapa kawan yang ikut, walaupun pada mulanya tidak tahu itu merupakan tahap 1 dari kaderisasinya. Sayang sekali, karena banyak halangan bahkan tahun berikutnya tidak bisa ikut. Mungkin juga sudah qodarullah... sehingga Allah membuat saya bisa belajar banyak dari semuanya.

Kegiatan Tutorial adalah pilihan saya satu-satunya untuk mengembangkan minat saya di bidang kerohanian. Mungkin sedikit terlambat, waktu SMA saya bukan anak rohis, jadi ketika ikut tutorial, ada sedikit minder: da aku mah apa. Walau begitu, tetap yakin: kalo mau berubah mah harus kandel beungeut we...

Waktu tingkat 3, saya mulai berpaling. Merasa jenuh, kegiatan Tutorial waktu itu ada kantin, kajian rutin, itu paling. Fokus ke UKM menulis, dan meminta maaf atas ketidakfokusan. Teman-teman yang lain pun sama. Banyak dari senagkatan saya yang mundur perlahan, menjauh dan menjadi tidak aktif. Merasa bersalah juga, karena waktu itu saya terpilih menjadi koordinator akhwat angkatan binder 2011. Harusnya bertanggung jawab atas masalah itu.

Berkecimpung di UKM Menulis berakhir di tahun 2014. Sebelum itu,penghujung 2013  dalam hati saya berazam ingin sepenuhnya mengabdi di Tutorial, di kerohanian.

Kondisi tutorial sendiri tengah berguncang, kegiatan-kegiatan tidak sepenuhnya bisa dilaksanakan sebagaimana laiknya UKM, kami sadar itu  karena status tutorial di dalam kampus hanya sebagai asistensi mata kuliah, yang semua kegiatan harus berdasarkan pada dosen pengampu mata kuliah PAI.

Ketika hendak mengadakan binder 2013, dalam sebuah rapat serius terjadi percakapan. Pada mulanya binder ingin dilaksanakan di Ciando, tetapi pembina menginginkan di dalam kampus, dari masalah itu kami menjadi melek dengan posisi saat ini, tutorial bukan lagi ranah yang bisa mewahai kami, walau bukan hanya itu permasalhannya. Mungkin banyak, entahlah, karena saya sendiri tidak terlalu aktif, tidak tahu banyak yang terjadi antara pembina dan pengurus, sejauh itu yang saya tahu baik-baik saja.

Saat diadakan mUBES, dan terpilih Cecep AH sebgai ketua, terjadi banyak perombakan dalam setruktur. Struktur Tutorial dirampingkan mengacu pada AD dan ART.  Kabinet menjadi ramping.

Dan saat MUBES itu, pembina menyampaikan posisi tutorial, dan mendukung pendirian UKM keagamaan. Dan sejak itu mulailah kami membentuk TIM addhock untuk persiapan peluncuran komunitas keagamaan yang “mungkin” akan lebih bmampu mewadahi keinginan kami dengan lebih leluasa.

Tim addhock terdiri drai pengurus tutorial diantaranya: kang ilham, kang rijal, teh asih, teh ai nur (ayay), teh astri, saya sendiri dari tingkat 3, vira, iman, adik tingkat, via, annisa anita, erni, fida, asep, ahmid, dll.

Tim mulai dibagi-bagi, dari koordinator samapai bagian lainnya, ada yang merumuskan ad-art mengacu pada ad art UKDM UPI, ada yang fokus ke syiar membuat akun fb blog dll, ada yang fokus ke atas (menghubungi pejabat UPI Kampus), dan merekrut.

Dari sekian minggu kerja TIM, kami melauncing UKDM dengan sebuah acara yang bisa dibilang “ilegal” karena tidak diketahui siapa pembinanya.

Ketika saya meminta Pak Syarif sebagai pembina, beliau mengatakan tahun ini beliau belum siap, karena tengah membina BAQI, UKM keagaaman yang konsen di baca tulis AL-Quran. Kehadiran BAQI sendiri, meruapakan sesatu yang surprise: kejutan, karena sama sekali kami tidak pernah di ajak atau mungkin diberi tahu. Tidak mengapa, ya kerana sepertinya bibit muda (tingkat 1) akan lebih bisa dikondisikan, dibanding pemain lama. Maaf bahasanya (^^)

Akhirnya dengan prosesi peluncuran balon, dan dihadiri UKM Aksara waktu itu: kita keukeuh launcing UKDM. Walau pun setelah upload foto kegiatan, banyak komentar miring dan sebagainya. Banyak ide muncul dan penentangan, mengapa ada uKDM jika sudah ada tutorial? Mengapa tidak digabungkan? Well, tahu sendiri Tutorial sudah tak bisa lagi wadahi aspirasi kami, dan mengapa tidka digabung, sebenarnya itu pun harapan kami, bisa gabung dengan baqi, tetapi langkah ke sana seolah belum terbuka, terkait masalah namapun, baqi tidak mungkin diangkat sebagai nama UKDM, karena konsentrasinya, jika digabung paling bisa namanya At-Tarbiyah, UKM At-tarbiyah. Nama itu lebih umum untuk menayungi beberapa konsentrasi.

Kajian UKDM yang pertama bersama ustadz, diliput media, hal ini menimbulkan banyak reaksi juga, termasuk pembimbing kemahasiswaan dan beberapa dosen. Walau kajian ini sebelumnya sudah di konfirmasikan ke pembimbing UKDM yang bersedia: Bapak Oyon.

Wah tulisan saya jadi kemana-mana. Sejak itulah saya mulai menegmbangkan diri secara penuh ke UKM baru ini. Diposisikan dalam bidang Kajian yang terpisah dari Syiar (biasanya bersatu) menjadi pelajaran yang berarti.

Dari sana saya mulai belajar, bahwa tidak smeua pengetahuan bisa diterima, apalagi jika pengetahuan itu bisa membuat orang lain menjadi ragu akan keyakinannya. Saya sendiri memang suka kajian yang bisa memperbarui iman, tetapi hal ini tentu tidka baik untuk awam.

Di perankan dalam divisi kajian adalah sesuatu yang strategis, dalam divisi ini ditentukan siapa pemateri dan bahasan materi. Ada sebagian ketakutan beberapa orang bahwa UKDM yang baru berdiri ini di boncengi oleh kepentingan satu organisasi eksternal. Tidak ada seperti itu, jika memang ada itu tentu ada sanksi, lagi pula masalah pilihan individu itu diserahkan pada individu yang diajaknya dan mengajaknya. Di UKDM sendiri sebagai divisi kajian, saya berusaha menghilangkan paradigma itu. Maka untuk menguatkan itu, pada ujung tahun 2014, saya belajar mengkaji HTI, puncaknya saya ikut ICMS di Jakarta. Nekad!

Dari sana, saya mengalami sesuatu yang luar biasa. Mulai dari dianggap orang sesat karena (terlihat) masuk HTI, dianggap radikal, dan sebagainya. Sampai-sampai, setiap kali disudutkan. Well, saya pun menjadi dilematis, masa-masa itu sungguh berat, dan membuat saya jengkel orang-orang yang merasa paling benar dengan keyakinan harokah (gerakannya). Tetapi waktu berlalu, saat intinya sudah saya dapat, melalui diskusi dengan pak dindin, pak opik, via dan teh ani kakak tingkat di HTI, saya menghilangkan rasa dilema dan sebagainya. Menetralkannya, dan berusaha jadi manusia yang bermanfaat saja.

Dan dari pengalaman itu, saya belajar lebih bijak tentang gerakan-gerakan islam di tanah air. Seorang dosen mengusulkan saya ikut HMI, agar lebih bisa objektif. Karena KAMMI sendiri, walau bukan anggota atau pengurus, saya orang yang bisa dikatakan simpatisan aktif, acara-acara kammi sering dijadikan sarana menambah ilmu, dan beberapa aksinya yang “mewakili aspirasi saya”, saya ikuti.

Mungkin saat seseorang mengatakan “saya harus berdiri dengan tegas di satu harokah, tidak bisa kaki ini diinjakkan pada dua atau lebih keyakinan.” Ingin juga menjawab, tapi ah senyumin saja, mungkin karena itu pula saya menjadi bagian orang yang Cuma bia ngomong, aslinya tidak aktif dimanapun. Pikiran ini sudah jauh lebih moderat dari yang seharusnya. Dan wadah yang bisa menerima saya dengan keyakinan ini::::, sampai saat ini adalah UKDM.

Di UKDM, saya berteman dengan orang-orang dari berbagai paham, katakan bisa salafi, ikhwan, bahkan yang gak memiliki gerakan, ah saya mah NU saja, gak ngerti nu kararitu, dll.

Di sana, harus dihargai semuanya, tidak boleh ingin terlihat menonjol dsb, walaupun saat jajak pendapat akan terlihat apa yang dikatakan adalah hasil dari pemahamannya.

Wah bahasannya menjadi jauh. Saat kebenaran terus dicari-cari, mencari yang paling benar, yang tersisa hanya kebingungan. Saya tidak mengerti mengapa umat ini tergolong begitu banyak, al-quran menyebutkan sampai 73 golongan, sedangkan yang selamat hanya 1, yakni yang lurus pada wasiat rasul, tali agama ini adalah al-quran dan sunnah.

Saat dihadapkan pada dilema yang lebih problematik, saya menemukan masalah yang menyangkut akidah, bahwa ada nabi yang Allah utus setelah Muhammad, yakni nabi isa, nabi isa sudah turun, begutilah pendapatnya, katakan itu aliran ahmadiyah. Saya ingin menjerit, sekuat-kuatnya, ada juga pemikiran itu ya, lengkap lagi dengan buku-bukunya, dan masih ada orang yang pintar dan sangat pintar baik hati lagi mau mengikuti pemikiran seperti ini. Mengada-ada!

Saya tidak mau mendebat, sudahlah biar Allah saja yang jadi saksi antara kami, sempat terjadi diskusi tetapi hasilnya adalah rasa sesal yang dalam. Allahku, maafkan diri ini, bersitegang satu sama lain bukanlah solusi. Islam itu damai, jika peringatan sudah disampaikan, lakum diinukum wal yadin...

Satu lagi yang membuat pikiran ini menjadi pusing, aliran syiah. Penganar mata kuliah di SPAI tidak cukup untuk memahami syiah. Dimulai dari sejarahnya sampai bahayanya. Buku-buku syiah yang saya temukan di perpustakaan, telah mebuat saya menajdi jengkel juga, saat ada pembedaan perlakuan pada sahabat dan ahlul bait Rasulullah.

Walaupun begitu tetap berusaha mencari “ikan dalam air jernih”. Melihat jika syiah sangat pandai sekali dalam menyusun buku, kadang sepikiran dengan seseorang, kok aliran sesat bisa masif begini, buat bukunya tebal-tebal, welehhhh...

Saat kemarin di Nurul Fikri mengikuti mukhoyyam tarbawi 2, pengetahuan berlimpah ruah. Selama ini problem LDK hanya di dalam kampus, sedang LDK yang lain sudah move on, dan mulai memperhatikan suadara di Palestin bumi syam dan skeitarnya.

Lalu syiah dibedah langsung oleh ahlinya, seorang syeikh yang di datangkan dari Mesir, syeikh Ibrahim, dan terbukalah hijab. Saat ada pertanyaan ciri-ciri syiah yang bisa terlihat oleh mata, syeikh menjawab, orang syiah memandang sholat jumat hanya sunnah. Jadi bisa terlihat orang syiah kadang tidak melakukan sholat jumat, walaupun pada dasarnya ia taat dalam urusan solat. Hah? Kami jadi ingat sesoerang, sambil tersenyum.........

Di Nurul Fikri pun dihadirkan syeikh Mustafa An-Nubany, seorang syeikh dari Palestin. Kami menjadi sadar bahwa umat islam itu satu di seluruh dunia, visi misi kita satu, ah selama ini kami sibuk dnegan persoalan pribadi. Sedih kadang, nasionalisme sempit yang menjadikan kami tak lagi memiliki rasa satu tubuh dan jiwa. Kami hanya peduli dengan diri sendiri. Sedih we pokonamah.

Dari sana memang tak banyak yang dapat diceritakan, seolah jiwa ini terus bergerak, dan kebanggan menjadi seorang muslim terasa sangat dalam, alangkah indah jika perasaan itu dimiliki smeua orang. Islam adalah agama terbaik, agama yang Allah ridhoi. Jangan membuat kebengkokan di dalamnya. Cukuplah agama ini, rahmatan lil alamin. Ya Allah jagalah hati kami.

UKDM ke depan menjadi wahana yang memiliki potensi tersendiri. Terimakasih UPI tasikmalaya. Allah sekolahkan saya di universitas ini dengan hikmah yang luar biasa, saya menjadi banyak belajar, bahkan untuk sesuatu (kehidupan) yang kekal. Allahu akbar, maafkan diri ini.

Terkadang kelelahan dan rasa sakit hati muncul, tetapi jangan pernah berpikir keluar dari jamaah, dan menghindari keterlibatan. UKDM adalah jamaah yang tepat, ayo saling menguatkan. Dakwah tak bisa tegak hanya dengan 1 orang.

Sedikit berbincang dengan beberapa pengurus UKDM baru, UKDM ke depan akan rutin menyalurkan donasi ke Palestin tiap satu bulan sekali, ayo jadilah orang yang memiliki saham atas tegaknya (kembalinya) al-aqso, dan menjadi bidan dari khilafah rasyidah. Allahu Akbar!

Semoga tulisna ini bermanfaat. Maaf nama-anama yang saya sebutkan, maaf juga untuk nama-nama yang tak saya sebutkan, mohon maaf atas segala khilap.

Satu kata penutup ini menjadi pelipur lara saja: Jangan bunuh karakter seseorang dengan membandingkan ia dengan orang lain. Karena setiap orang telah Allah bekali dengan karaker masing-masing. Cukplah Allah jadi penilai. Sebaik-baik manusia di sisi Allah adalah yang bertaqwa.

Penutup untuk diri sendiri sepertinya. Haha yang sudah dibandingkan. Wew ah. Az (13/04/15)

Senin, 06 April 2015

Ingat Biang Kerok Tersayang

Tentang anak didik kita di sekolah. Tentang anak-anak di sekitar kita. Tentang anak kita sendiri. Tentang buah hati yang kita sayangi.....

Seorang umi menulsikan: Saya yakin mereka memiliki cahaya bintang sendiri. Suatu saat dengan izin Allah melalui doa-doa kita, mereka pasti akan memunculkan pendar-pendar  prestasinya. Saya hanya ingin anak-anak saya bahagia melalui tahapan usianya.

Begitulah bunda, terkadang saya sebagai seorang ibu (guru) terheran-heran dengan seorang anak. Kok anak ini begitu sulitnya, begitu sukarnya.... tetapi saat mendengar lagi dan membaca lagi kata-kata itu, rasanya adem. Cahaya bintang sendiri, yang akan bersinar tepat pada masanya!

Ketika Allah menitipkan buah hati pada kita, tiadakah kita ingin membuatnya menjadi sosok terbaik melalui cara-cara yang juga baik.  Tidak ambisius. Jiwa anak tidak kita pangkas dengan ego tinggi. Anak kita, adalah sebentuk daging terlembut yang senantiasa kita haluskan dengan budi pekerti mulia.

Visiku adalah untuk melahirkan generasi peradaban yang siap menghadapi tantangan zaman. Bismillah, siapapun anak didikku yang akan aku temui, adalah berhak atas cintaku yang mungkin sedikit.

Bismillah. Pejamkan mata, lupakan kata-kata buruk dan penilaian negatif. Fokus pada kebaikan, semangat. Allah tidak pernah melupakanmu, Zahraa.

Az.

Kamis, 02 April 2015

Setelah Menunggu

Hujan telah turun, dan lembah bukit basah. Rumput bergeliat, biji bijian gembira, sebentar lagi, hijau jadi warna dominan.

Aku duduk di depan notebok, menerawang isi hatiku. Apa yang tengah berkecamuk ini? Mengapa rasanya perih sekali? Apa yang tengah terjadi?

Terkadang cerita hidupku yang amat panjang menyiksa sebagaian mimpi yang juga belum kugenapkan.

Ada lagi tentang tulisanku, sebuah novel yang kuendapkan, daun subuh dan gerimis, telah peroleh pencerahan. Akhirnya benar, kutemukan satu titik yang mulanya aku hanya anggap ada di dunia fiksi. Sudah siapkah aku tuliskan lagi?

Aku tak mampu. Tak mampu menuliskannya hari ini, dengan hati yang masih lebam, mungkin 3 bulan nanti akan mulai kurangkai. Tetapi.. buat apa? Buat apa menyimpan sesuatu yang menyakiti pembaca sekalian?

Aku harus menarik lagi, hanya jangan terburu-buru menentukan akhirnya, apalagi setelah malam ini kuketahui, bahwa ada semacam "konfirmasi yang belum juga clear".

Mengapa aku pandai sekali bermain peran di sana, dengan tertawa dan berkata ringan-ringan...

Tuhan, jika saja aku bisa meluruskan jalan yang bengkok, aku ingin jalanku tak pernah menyimpang pada hati yang sulit.

Tuhan, jika saja hati ini terlalu lelah, aku memohon padamu kuatkan lagi, hingga akhir nanti, aku tersenyum dan berkata: ini hikmahnya.

Mengapa terkadang ketulusanku akan sesuatu hal seolah tiada artinya sama seklai? apakah ini berarti aku tak pernah tulus?

mengapa terkadang keikhlasanku akan sesuatu hal, seolah tiada harganya? apakah ini memang berarti aku tak pernah benar-benar ikhlas.

Kini dunia seoalh tertutup, aku tak mengijinkan lagi sesuatu merusak duniaku lagi. Mengusik hatiku lagi, tiada yang berhak.

Dan saat hujan telah turun, dan daun mulai bergeliat hijau, aku tak mengenal lagi siapa gerimis yang telah meninggalkanku, atau aku yang tak lagi perduli tentang musim yang akan terus berganti.........

Untuk sebuah kenanagan yang tak ingin dikenang, anakku, ini ibu menulis, dengan sesal yang tak ada dua. Maafkan ibu. Tak akan lagi begini, ini adalah akhir dari kata "aku percaya", tidak ada lagi selain melupakan dan berdiri pada kaki sendiri. Anakku... maafkan ibu.

Az. (2/4/15).